Jumat, 20 Juli 2007

ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
ALIRAN-ALIRAN PENDIODIKAN
• KURIKULUM KONFLUEN
• Menekankan keutuhan pribadi, individu merespon secara utuh (pikiran, perasaan, tindakan) dasarnya Gestalt
• Ciri :
– Partisipasi
– Integrasi
– Relevansi
– Pribadi anak
– Tujuan : mengembangkan pribadi yang utuh
• Metode belajar konfluen :
– Mengidentifikasi topik/tema yang mengandung self-judgment
– Materi disampaikan dalam bentuk open-ended
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
• KURIKULUM HUMANISTIK
– Sumber : Pendidikan Pribadi (filsafat eksistensialisme)
– orientasi ke masa sekarang
– asumsi : anak punya potensi
– pendidikan ibarat bertani
– guru adalah psikolog, bidan, motivator, fasilitator
• Karakteristik kurikulum :
– siswa adalah subjek, punya peran utama
– isi/bahan sesuai minat/kebutuhan siswa
– menekankan keutuhan pribadi
– penyampaian : discovery, inquiry, penekanan masalah
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
KURIKULUM TEKNOLOGIS
• Sumber : Pendidikan Teknologis (filsafat realisme)
• orientasi ke masa sekarang dan y.a.d
• menekankan kompetensi
• kompetensi diuraikan menjadi perilaku yang dapat diamati
• peranan guru tidak dominan (dapat diganti alat-alat teknologi)
• pendidikan bersifat ilmiah (science, experimental, terukur0
• pendidikan – sistem
Karakteristik kurikulum :
• tujuan dirinci menjadi objektif
• menekankan isi (uraian kompetensi)
• disain pengajar disusun sistemik (menggunakan analisis approach)
• isi disajikan dalam media tulis & elektronik
• evaluasi menggunakan tes objektif

Aliran_aliran pendidikan
KURIKULUM REKONSTRUKSI SOSIAL
• Sumber : Pendidikan Interaksional (filsafat pragmatisme)
• orientasi ke masa lalu dan sekarang
• asumsi : manusia mahluk sosial
• menekankan pemecahan problema masyarakat
• tujuan pendidikan pembentukan masyarakat lebih baik
• pendidikan adalah kerjasama : interaksi guru-siswa-siswa
Karakteristik kurikulum :
• tujuan pemecahan masalah masyarakat
• isi kurikulum ; problema dalam masyarakat
• metode mengajar kooperatif / gotong royong / kerja kelompok
• guru & siswa belajar bersama

ALIRAN-ALIRAN KURIKULUM
I. Pendahuluaan
Lembaga pendidikan pada umumnya adalah sarana bagi proses pewarisan maupun transformasi pengetahuan dan nilai-nilai antar generasi. Dari sini dapat terpahami bahwa pendidikan senantiasa memiliki muatan ideologis tertentu yang antara lain terekam melalui konstruk filosofis yang mendasarinya. Kata Roem Topatimasang, sekolah memang bukanlah sesuatu yang netral atau bebas nilai. Sebab tak jarang dan seringkali demikian, pendidikan dianggap sebagai wahana terbaik bagi pewarisan dan pelestarian nilai-nilai yang nyatanya sekedar yang resmi, sedang berlaku dan direstui bahkan wajib diajarkan di semua sekolah dengan satu penafsiran resmi yang seragam pula. Dinamika sistem pendidikan yang berlangsung di Indonesia dalam berbagai era kesejarahan akan menguatkan pandangan ini, betapa dunia pendidikan memiliki keterkaitan sangat erat dengan kondisi sosial-politik yang tengah dominan.
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Sebuah bagan skematik dari William F. O’neil berikut in menunjukkan bagaimana nalar relasional antara filsafat dengan dunia pendidikan:
1) Ontologi
(Apa yang tertinggi yang bisa diketahui, dan
bagaimana kita bisa mengetahuinya [epistemologi, ny.]?)
2) Aksiologi
(Apakah kebaikan tertinggi itu?)
3) Teori Moral
(Apakah perilaku antarmanusia yang baik itu?)
4) Filosofi Politik
(Apakah organisasi sosial yang baik itu?)
5) Filosofi Pendidikan
(Pengetahuan macam apa yang diperlukan dan bagaimana semestinya ia ditanamkan?)
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat umum, maka dalam membahas filsafat pendidikan akamn berangkat dari filsafat. Dalam arti, filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-hasil dari filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas, pengetahuan, dan nilai.
Dalam filsafat terdapat berbagai mazhab, aliran-aliran, seperti materialisme, idealisme, realisme, pragmatisme, dan lain-lain. Karena filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat, sedangkan filsafat beraneka ragam alirannya, maka dalam filsafat pendidikan pun kita akan temukan berbagai aliran, sekurang-kurnagnya sebanyak aliran filsafat itu sendiri.
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Brubacher (1950) mengelompokkan filsafat pendidikan pada dua kelompok besar, yaitu filsafat pendidikan “progresif” dan filsafat pendidikan “ Konservatif”. Yang pertama didukung oleh filsafat pragmatisme dari John Dewey, dan romantik naturalisme dari Roousseau. Yang kedua didasari oleh filsafat idealisme, realisme humanisme (humanisme rasional), dan supernaturalisme atau realisme religius. Filsafat-filsafat tersebut melahirkan filsafat pendidikan.
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Perspektif O’neil (H.A.R. Tilaar) memandang titik tolak pedagogik dari tindakan pemanusiaan. Sehingga pendidikan tidak bisa dilepaskan dari filsafat manusia. Jadi, justru perbedaan persepsi tentang manusia inilah yang kemudian melahirkan berbagai aliran dalam dunia pendidikan.
Di dunia dikenal beberapa aliran utama filsafat pendidikan yang di antaranya dapat diuraikan berikut ini.
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
II. Uraian
Perenialisme
Merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Mereka menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual dan sosio kultual. Oleh karena itu perlu ada usaha untuk mengamankan ketidakberesan tersebut, yaitu dengan jalan menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kukuh, kuat dan teruji.
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Aliran perennialisme meliputi
• a) seni dan sains dengan dimensi perennial yang bersifat integral dengan sejarah manusia,
• b) Pertama yang harus diajarkan adalah tentang manusia, bukan mesin atau teknik. Sehingga tegas aspek manusiawinya dalam sains dan nalar dalam setiap tindakan
• c) mengajarkan prinsip-prinsip dan penalaran ilmiah, bukan fakta,
• d) mencari hukum atau ide yang terbukti bernilai bagi dunia yang kita diami,
• e) Fungsi pendidikan adalah untuk belajar hal-hal tersebut dan mencari kebenaran baru yang mungkin,
• f) Orientasi bersifat philosophically-minded (fokus pada perkembangan personal),
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
g) memiliki dua corak, yaitu
(1) Perennial Religius
Membimbing individu kepada kebenaran utama (doktrin, etika dan penyelamatan religius). Memakai metode trial and error untuk memperoleh pengetahuan proposisional.

(2) Perennial Sekuler
Promosikan pendekatan literari dalam belajar serta pemakaian seminar dan diskusi sebagai cara yang tepat untuk mengkaji hal-hal yang terbaik bagi dunia (Socratic method). Disini, individu dibimbing untuk membaca materi pengetahuan secara langsung dari buku-buku sumber yang asli sekaligus teks modern. Pembimbing berfungsi memformulasikan masalah yang kemudian didiskusikan dan disimpulkan oleh kelas. Sehingga, dengan iklim kritis dan demokratis yang dibangun dalam kultur ini, individu dapat mengetahui pendapatnya sendiri sekaligus menghargai perbedaan pemikiran yang ada. Beberapa tokoh pendukung gagasan ini adalah: Robert Maynard Hutchins dan ortimer Adler.
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Essensialisme
• Esensialisme adalah suatu filsafat dalam aliran pendidikan konservatif yang pada mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik pada trend-trend progresif di sekolah-sekolah. Mereka berpendapat bahwa pergerakan progresif telah merusak standar-standar intelektual dan moral di antara kaum muda.
• Beberapa tokoh dalam aliran ini: william C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed dan Isac L. Kandell.
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Aliran pendidikan eksistensialisme ini berfokus pada
pengalaman-pengalaman individu yang berikut ini
(a) Berkaitan dengan hal-hal esensial atau mendasar yang seharusnya manusia tahu dan menyadari sepenuhnya tentang dunia dimana mereka tinggal dan juga bagi kelangsungan hidupnya.
(b) Menekankan data fakta dengan kurikulum yang tampak bercorak vokasional.
(c) Konsentrasi studi pada materi-materi dasar tradisional seperti: membaca, menulis, sastra, bahasa asing, matematika, sejarah, sains, seni dan musik.
(d) Pola orientasinya bergerak dari skill dasar menuju skill yang bersifat semakin kompleks.
(e) Perhatian pada pendidikan yang bersifat menarik dan efisien.
(f) Yakin pada nilai pengetahuan untuk kepentingan pengetahuan itu sendiri.
(g) Disiplin mental diperlukan untuk mengkaji informasi mendasar tentang dunia yang didiami.
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Aliran pendidikan esensialisme secara umum menekankan pilihan kreatif, subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas.

Beberapa tokoh dalam aliran ini : Jean Paul Satre, Soren Kierkegaard, Martin Buber, Martin Heidegger, Karl Jasper, Gabril Marcel, Paul Tillich Esensialisme
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Progresivisme
Aliran Pendidikan Progresivisme bukan merupakan bangunan filsafat atau aliran filsafat yang berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan.
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Aliran pendidikan progresivisme melihat manusia sebagai
(a) Pemecah persoalan (problem-solver) yang baik.
(b) Oposisi bagi setiap upaya pencarian kebenaran absolut.
(c) Lebih tertarik kepada perilaku pragmatis yang dapat berfungsi dan berguna dalam hidup.
(d) Pendidikan dipandang sebagai suatu proses.
(e) Mencoba menyiapkan orang untuk mampu menghadapi persoalan aktual atau potensial dengan keterampilan yang memadai.
(f) Mempromosikan pendekatan sinoptik dengan menghasilkan sekolah dan masyarakat bagi humanisasi.
(g) Bercorak student-centered.
(h) Pendidik adalah motivator dalam iklim demoktratis dan menyenangkan. (i) Bergerak sebagai eksperimentasi alamiah dan promosi perubahan yang berguna untuk pribadi atau masyarakat.
Beberapa tokoh dalam aliran ini : George Axtelle, william O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Aliran Pendidikan rekonstruksionisme Merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme. Gerakan ini lahir didasarkan atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada sekarang. Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil.
Fokus dalam aliran pendidikan Rekonstruksionisme adalah berikut ini.
ALIRAN –ALIRAN PENDIDIKAN
(a) Promosi pemakaian problem solving tetapi tidak harus dirangkaikan dengan penyelesaian problema sosial yang signifikan.
(b) Mengkritik pola life-adjustment (perbaikan tambal-sulam) para Progresivist
(c) Pendidikan perlu berfikir tentang tujuan-tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Untuk itu pendekatan utopia pun menjadi penting guna menstimuli pemikiran tentang dunia masa depan yang perlu diciptakan.
(d) Pesimis terhadap pendekatan akademis, tetapi lebih fokus pada penciptaan agen perubahan melalui partisipasi langsung dalam unsur-unsur kehidupan.
(e) Pendidikan berdasar fakta bahwa belajar terbaik bagi manusia adalah terjadi dalam aktivitas hidup yang nyata bersama sesamanya.
(f) Learn by doing! (Belajar sambil bertindak).
Beberapa tokoh dalam aliran ini:Caroline Pratt, George Count, Harold Rugg. Beberapa tokoh dalam aliran ini: Caroline Pratt, George Count, Harold Rugg.
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Selain keempat aliran pendidikan di atas, sebenarnya masih ada beberapa aliran yaitu:
1. Idealisme yang memandang bahwa realitas akhir adalah roh bukan materi maupun fisik. Pengetahuan yang diperoleh melalui panca indera adalah tidak pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan tidak berubah.
ALIRAN PENDIDIKAN
2. Realisme yang memandang realitas adalah dualitis yang terdiri dari atas dunia fisik dan dunia ruhani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian yaitu
a) subyek yang menyadari dan mengetahui
b) realita diluar manusia yang dijadikan obyek pengetahuan manusia.
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
3. Materialisme yang berpandangan bahwa hakekat realisme adalah materi bukan ruhani, spiritual ataupun supernatural.
4. Pragmatismeyang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
5. Eksistensialisme yang memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Secara umum, eksistensialisme menekankn pilihan kreatif, subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas.
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
D. Penutup
Setiap orang, pasti menginginkan hidup bahagia. Salah satu diantaranya yakni hidup lebih baik dari sebelumnya atau bisa disebut hidup lebih maju. Hidup maju tersebut didukung atau dapat diwujudkan melalui pendidikan. Dikaitkan dengan penjelasaan diatas, menurut pendapat saya filsafat pendidikan yang sesuai atau mengarah pada terwujudnya kehidupan yang maju yakni filsafat yang konservatif yang didukung oleh sebuah idealisme, rasionalisme (kenyataan). Itu dikarenakan filsafat pendidikan mengarah pada hasil pemikiran manusia mengenai realitas, pengetahuan, dan nilai seperti yang telah disebutkan diatas.
Masing-masing aliran pendidikan memiliki kekurangan dan kelebihan, sehingga para pelaku pendidikan harus mempelajari semua aliran dan mengkolaborasikannya sehingga akan diperoleh suatu sistem pendidikan atau pola pembelajaran yang baik

ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
E. Sumber
• Admin, 2006. Mazhab-Mazhab Filsafat Pendidikan, Situs informasi Indonesia Serba serbi Dunia Pendidikan, http://edu-articel.com
• Hidayanto, D.N, 2000. Diktat Landasan Pendidikan, Untuk Mahasiswa, Guru dan Praktisi Pendidikan, Forum Komunikasi Ilmiah FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda
3. Pasti, Y. Priyono, 2007, Menuju Pendidikan Demokratis Humanistik, http://www.kompas.com/kompas-cetak/0507/23/Didaktika/1916660.htm
4. Gunarto, H, 2004. Mengusung Pendidikan Humanistik, http://www.freelists.org/archives/ppi/05-2004/msg00284.html
5. O’neil, F. William, 2001. Ideoligi-Ideologi Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
6. Tjaya, Thomas Hidya, 2004. Mencari Orientasi Pendidikan,
• http://www.kompas.com/kompas-cetak/0402/04/Bentara/824931.htm

Tidak ada komentar: